Persatuan Umat, Kerja Keras, dan Ikhlas


Hari itu aku merasa enggan untuk memulai kegiatan wajib perkuliahan, sebut saja KKM (Kuliah Kerja Mahasiswa). Rasa engganku terbukti dengan tidak tepatan aku berangkat ke desa tempatku mengabdi, yang awalnya harus berangkat tanggal 4 Juli, aku malah berangkat tanggal 6 Juli. Pagi pagi setelah aku berperang dengan rasa malasku, aku menyalakan mesin motorku dan bersiap untuk berangkat. Aku merasa semuanya salah, keberangkatanku, niat hati yang masih belum tertata rapi, dan beberapa teman satu kelompokku yang sudah menyuruh aku segera berangkat dengan tergesa-gesa. Benar adanya, selang beberapa jam keberangkatanku, aku mengalami sebuah insiden yang kurang mengenakkan, aku tidak sengaja menyerempet seorang bocah cilik yang kala itu dia berlarian ditepi jalan raya, tanpa pengawasan dari orang tua. Singkat cerita aku mengantarnya kesebuah klinik berobat dan tentunya mengganti kerugian. Tidak sampai disitu, entah ada apa dengan hari itu, aku tersesat disebuah kecamatan yang letaknya jauh dari tempatku mengabdi, it’s sucks! Ya, benar benar menyebalkan. Setelah kurasa aku menemukan lokasi yang benar, yaitu Dusun Dempok Desa Gampingan Kecamatan Pagak yang letaknya kurang lebih 35 km dari kota Malang, aku segera menelepon teman satu kelompokku karena aku masih belum mengetahui dengan tepat dimana lokasi tempat kita mengabdi. Singkat cerita aku telah sampai di hunian tempat kita mengabdi dan inilah cerita tentang hari-hariku selama aku mengabdi di masyarakat.
Semuanya berjalan normal, tidak ada yang salah dengan tempat ini, tetapi semuanya berubah ketika ada seseorang yang mengetahui tentang keberadaan makhluk lain yang tinggak dirumah ini. Sontak, teman-temanku merasa khawatir dan takut akan sesuatu hal yang bisa terjadi dengan kami jika kami melanjutkan untuk tinggal disini. Rasa takut seakan menghantui kami hingga kami merasa sangat tidak nyaman jika terus berada disini. Lantunan bacaan dzikir dan do’a do’a kami baca setiap malam sebelum tidur hanya untuk dapat merasakan ketenangan dirumah ini. Hampir satu minggu kami merasakan tidak nyaman disini.
Hari demi haripun berlalu, hati yang mulai nyaman, fikiran yang mulai tenang, akhirnya kami dapatkan. Tidak ada perasaan takut atau khawatir lagi apabila kami berada disini, semuanya aman dan tidak ada seorang pun yang merasa terganggu dengan ‘sesuatu’ yang katanya ada dirumah ini. Hari demi haripun berjalan dengan lancar. Kegiatan yang kami rencanakan pun berjalan dengan lancar tanpa halangan suatu apapun. Semoga inilah awal dimana kita dapat melalui satu bulan dengan lancar dan tidak ada halangan kedepannya.
Seperti yang kalian ketahui, Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) adalah kegiatan dimana kita mengabdi pada suatu daerah yang masih kurang terjamah oleh dunia modern. Iya, disinilah kita sekarang. Untuk melakukan Kuliah Kerja Mahasiswa, kita dituntut oleh Universitas tempat kita belajar untuk membuat suatu program yang nantinya dapat bermanfaat dan berlanjut di daerah yang kami tinggali 1 bulan untuk KKM. Program kerja yang kami rancang disini, kami rasa bisa dilanjutkan oleh masyarakat setempat, dan tentunya bermanfaat juga bagi masyarakat. Mulai dari mengajar Taman Pengajaran Al-Qur’an (TPQ), mengadakan bimbingan belajar setiap malam, mengadakan pengajaran ubudiyyah bagi para jama’ah masjid, dan juga mengadakan sebuah program bernama Green Village.
Lupakan tentang semua program tersebut. Harus aku akui, semua program hanyalah alternatif kita untuk mendapatkan angka. Tujuan dari KKM sendiri adalah bagaimana cara kita menghadapi masyarakat, bagaimana cara kita bersikap didepan masyarakat, dan bagaimana kita mengayomi serta memberdayakan masyarakat. Mengapa diawal judul aku menulis tentang Persatuan Umat, Kerja Keras, dan Ikhlas? Karena sebuah program hanya akan menjadi omong kosong jika tanpa persatuan, kerja keras, dan ikhlas, bukan? Bukan bermaksud untuk mengatakan bahwa KKM ini adalah sebuah kesia-siaan, tapi let’s see. Sudah berapa banyak masyarakat yang bisa mengakui eksistensi dari mahasiswa? Mahasiswa dididik bukan untuk menjadi robot dan pekerja tanpa kenal waktu. Kebanyakan masyarakat mengetahui bahwa mahasiswa adalah calon pekerja yang tidak mengetahui bagaimana bersikap di masyarakat.
Mari kita luruskan pembicaraan yang semakin tidak karuan. Pengalaman yang aku pelajari dari satu bulan (bahkan kurang) selama aku mengabdi adalah. Masyarakat tidak membutuhkan apa itu yang dinamakan program kerja, yang mereka butuhkan adalah persatuan dengan tetangga, kekompakan, dan kebersamaan. Bahkan, tidak dengan adanya program kerja yang kebanyakan menjadi beban pikiran peserta KKM pun, masyarakat bisa melakukan kegiatan yang direncanakan. Akan tetapi, persatuan, kekompakan, dan kebersamaan tidak dapat diperoleh jika kita hanya fokus pada kesuksesan program kerja, bukan fokus kepada pemberdayaan masyarakat. Maka dari itu, masyarakat perlu menjadi satu untuk dapat melakukan segala hal dengan mudah.
Persatuan, kekompakan, dan kebersamaan merupakan faktor berjalannya sebuah program. Tetapi suatu program pun tidak akan berjalan dengan baik jika tanpa kerja keras bukan? Kerja keras dibutuhkan untuk mendapatkan program yang berjalan dengan baik dan sukses. Tanpa kerja keras, program hanya menjadi sebuah omong kosong lagi, meskipun sudah terbentuk suatu persatuan, kekompakan, dan kebersamaan. Disinilah peran mahasiswa sebenarnya, yaitu untuk menggerakkan semangat kerja dari masyarakat, sehingga nantinya tidak akan menjadi beban bagi negara dan lingkungan sekitar.
Bersatu dan bekerja, kurang lengkap tanpa adanya keikhlasan dari dalam hati. Segala sesuatu yang dilakukan dengan rasa ikhlas dan rela akan menjadi ringan, bukan? Jika persatuan sudah didapat, dan kerja keras bisa terlaksana, maka ikhlas lah yang menjadi kunci terakhir untuk sukses dan bermanfaatnya suatu program. Tanpa keikhlasan, program akan berjalan sukses tetapi tidak bermanfaat. Program hanya akan menjadi satu hal yang nantinya akan berakhir jika tidak disertai dengan rasa ikhlas. Jika rasa ikhlas mengiringi pembangunan suatu program, maka persatuan dan kerja keras akan menjadikan masyarakat terbiasa dengan persatuan dan kerja keras.
Sebenarnya, tugas ini adalah tugas mengenai kesan pesan selama melaksanakan KKM, tapi yaah ini adalah suatu pembelajaran yang aku dapatkan dan aku simpulkan sendiri selama satu bulan menjalani KKM. Apakah tidak ada kesan atau pesan tersendiri? Tentunya ada, aku merasa terkesan dengan kemurahan hati warga setempat, aku terkesan dengan celotehan dan keberanian anak-anak kecil didaerah setempat, dan aku terkesan dengan kelompokku selama aku melakukan KKM disini. Apa saja kesan yang ditimbulkan oleh mereka? Ooh, banyak sekali sampai aku kesulitan merangkainya menjadi suatu kata-kata dalam paragraf. Yang terpenting, aku merasakan bahagia, sedih, kecewa dalam satu waktu bersamaan.

Semoga tulisan ini menjadi hal yang bermanfaat bagi seluruh pembaca. Aku memohon maaf apabila ada kata ataupun tulisan yang kurang menyenangkan dan tidak disetujui oleh pembaca. Terimakasih 


Contact Me on :
*Instagram : instagram.com/aninditanf
*twitter : twitter.com/aninditanf
*facebook : facebook.com/aninditaeleven


Komentar