SOLO TRAVELER (PERTAMA KALI) KE YOGYAKARTA

WOW I'M TOO EXCITED SAMPAI MENULIS JUDUL DAN PEMBUKA DENGAN HURUF KAPITAL SEMUA :D

Hai semuanya ^^
Aku disini ingin menceritakan pengalaman (pribadi) ku tentang solo traveler ke Yogyakarta (WOW). Yaa, ini pengalaman pertamaku pergi sendirian jarak jauh tanpa teman atau keluarga (selain pergi sendiri ke Malang ya, kalian tahu aku kuliah disana hehe).

Yogyakarta adalah kota yang sangat aku kagumi dari kecil. Pertama kali aku ke Yogyakarta adalah saat wisata sekolah SD yang mana tahun 2012 dulu (hehe), dan aku langsung jatuh cinta dengan keeksotisan kota Yogyakarta. Kota yang damai menurutku, indah, sejuk tapi tidak terlalu dingin, hangat tapi tidak terlalu panas. PAS. Yah, Yogyakarta mencuri hatiku at the first sight haha.

Kedua kalinya aku ke Yogyakarta adalah saat acara sekolahku waktu MA (setara dengan SMA). Untuk kali kedua aku ke Yogyakarta dan tujuannya pun sama, candi Borobudur dan Malioboro. Entah mengapa meskipun hanya 2 tempat yang aku kunjungi tapi tetap saja merasa aku harus kembali lagi ke Yogyakarta. Yogyakarta terlalu indah.

Mungkin dari kalian berfikiran bahwa kata kata ku terlalu lebay untuk mendiskripsikan bagaimana indahnya kota Yogyakarta. Tapi, memang seperti itulah yang aku rasakan. Jika disuruh untuk mendeskripsikan Yogyakarta hanya dengan satu kata, jawabku, INDAH.

Beberapa hari lalu, aku kembali lagi ke kota indah ini. Tidak bebarengan dengan acara sekolah, study kampus, ataupun wisata bersama teman teman, tapi pergi sendiri. Ya. SOLO TRAVELER tanpa tahu bagaimana Yogyakarta sekarang, kemana esok aku berkeliling, bagaimana caranya aku bisa menikmati kota Yogyakarta ini.
Saat itu, hari Sabtu 04 Agustus 2018 aku berangkat ke Yogyakarta menggunakan jasa travel, aku tahu ini sebuah kesalahan karena jasa travel kurang menantang jika dilakukan oleh solo traveler, orang tuaku masih belum tega melepaskan anak gadis mereka satu-satunya untuk pergi sejauh itu menggunakan bus hehe. Aku menggunakan jasa travel yang saat itu untuk membeli tiketnya aku harus mengeluarkan uang Rp. 105.000,- (ditambah biaya tambahan Rp. 20.000,- saat di Yogya -_-). Hmm cukup mahal tapi ya wajarlah, ini travel yang berisikan 10 orang didalam 1 bus mini.
Perjalanan menuju kota Yogyakarta sungguh membosankan menggunakan travel (ini yang menyebabkan aku pulang ke Bojonegoro memilih untuk menaiki bus). Pemandangan kanan kiri hanyalah orang orang yang sama, mereka diam, lebih memilik menancapkan earphone ke telinga mereka dan mendengarkan musik tanpa perduli orang disebelah mereka. Perjalananku ke Yogyakarta dari Bojonegoro saat itu memakan waktu 9 jam (yang seharusnya hanya 6-7 jam). Karena travel sering berhenti, menjemput dan mengantar penumpang satu-satu.
Singkat cerita, sampailah aku di kota Yogyakarta. Tapi, ada satu hal yang membuatku tidak ingin menggunakan travel untuk kedua kalinya. Seharusnya saat masuk kota Yogyakarta, akulah penumpang yang paling dekat tujuannya, dan seharusnya diturunkan lebih awal. Kalian tahu? Pengemudi lebih memilih mengantarkan penumpang lain yang bertujuan di daerah Sleman,Yogyakarta dan itu jaraknya jauh bangeettt dari tujuanku -_-. Setelah berputar putar mengantarkan penumpang, tibalah saatnya aku diturunkan ditempat tujuan, aku turun di depan Universitas Ahmad Dahlan kampus 3 daerah Warungboto, Umbulharjo, Yogyakarta. Aku penumpang nomor 2 terakhir yang diturunkan, bayangkan bagaimana aku menunggu begitu lama untuk turun. Setelah aku turun, pengemudi berkata "Biasanya kena tambahan mbak" otomatis aku bingung dong, karena aku capek dan ingin segera merebahkan diri aku langsung bilang "berapa pak?" "20 ribu mbak" Yaudah aku langsung kasih uang 20 ribu dan masuk ke dalam kos temanku saat itu.

Oh iya, aku belum bercerita di Yogyakarta aku menginap dimana ya? hehe
Jadi, di Yogyakarta aku menginap di tempat kakak kelasku MA, alumni universitasku juga, dan kebetulan teman 1 organisasi daerahku dan dia sedang menempuh pendidikan profesi di kota Yogyakarta ini

Sampailah aku di kos mbak F ini, aku mencari kamarnya lalu membuka pintu dan istirahat sejenak (mbak F waktu itu masih ada kelas kuliah). Hampir 2 jam aku merebahkan badan disini, lalu mbak F pulang ke kos, menyuruh aku untuk mandi dan bersiap-siap lagi untuk wisata kuliner sehabis maghrib. Rencananya kita akan menuju ke tugu Yogyakarta untuk makan angkringan disana.
Sehabis maghrib, kami (aku, mbak F, dan teman mbak F) berangkat menuju tugu Yogyakarta menggunakan jasa transportasi online. Kira-kira dari kos mbak F sampai ke tugu membutuhkan biaya 21rb untuk menaiki transportasi online tersebut.
Sampailah kita di tugu Yogyakarta

Jangan Lupa Selfie hari ini haha ^^
Kita makan angkringan. Selain murah makan di angkringan juga merupakan suatu keharusan yang dilakukan jika berkunjung ke kota Yogyakarta.
Perut kenyang, hati senang, lanjut kita berjalan menyusuri pinggiran jalan tugu Yogyakarta-Malioboro untuk sekedar melihat keramaian dan hiruk pikuk masyarakat Yogyakarta pada malam hari. Malam minggu, malioboro ramai akan pengunjung dan pedagang di malioboro. Berjalan lama dan cukup melelahkan (kesalahan saat itu aku menggunakan sandal ber-hak), sampailah kita di ujung malioboro sebelah selatan, dekat dengan 0 km Yogyakarta. Kedua temanku ini membeli bakpia mini di House of Raminten, dan aku hanya mengantar tanpa membeli apa-apa hehe.
Setelah membeli bakpia kita memesan transportasi online untuk kembali ke kos.

Keesokan harinya (hari Minggu) sebenarnya adalah hari yang cerah, tapi aku tidak kemana-mana karena kakiku sakit setelah berjalan lebih dari 3 km menggunakan sandal ber-hak tinggi :(

Hari Senin, saat itu aku agak bingung ingin keluar kemana, mbak F dan teman-temannya ada kelas sampai siang. Aku diajak untuk mengikuti perkuliahan mereka, tapi untuk apa? hehe jadi aku berniat untuk pergi sendirian tanpa mereka, ke alun-alun kidul Yogyakarta.
Saat aku siap untuk pergi sendiri, mbak F menelfonku untuk menyusul dia dan teman-temannya di alun-alun kidul Yogyakarta (wow, sungguh kebetulan), jadi yaa aku tidak sendiri hehe.
Untuk ke alun-alun aku menggunakan jasa transportasi online (lagi) karena aku terlalu takut untuk menaiki bus kota hehe. Sampailah aku di alun alun kidul, dan pastinya upload status di Instagram dong :D

Di depan Keraton Yogyakarta

Setelah dari alun alun, kami sholat di masjid dekat dengan alun-alun lalu kami pergi ke Tamansari. Tempat yang hits untuk berfoto, dan banyak anak muda berfoto di tempat ini hoho.
Tiket masuknya cukup murah, 5000 saja untuk pengunjung lokal, dan 15.000 untuk turis asing. Banyak spot yang indah untuk berfoto disini, tapi aku tertarik untuk berfoto di lorong yang mendapatkan sedikit cahaya. Ini fotonya


Setelah dari tamansari kami pergi ke Tempoe Gelato. yeay! Ice Cream! Sebenarnya tempat ini juga termasuk wishing list ku di Yogyakarta, dan Alhamdulillah akhirnya bisa kesini hoho.
Ice Cream nya enak, udah gitu aja :D

Setelah dari Tempoe Gelato aku berpisah dengan mbak F dan teman-temannya. Karena, temanku dari Malang ada juga yang berkunjung ke Yogyakarta. Kami janjian untuk ketemu di 0 km Yogyakarta. Akhirnya aku bertemu dengan mereka lalu biasalah jika para wanita berkumpul pasti ada saja yang dibahas hehe.

Sampai malam pun kita masih berada di Malioboro, besok sudah balik pulang katanya hoho. Malam hari di Yogyakarta sungguh indah, romantis. Yah, Yogyakarta kota yang selama ini aku impikan akhirnya bisa aku kunjungi sendirian.

Sebelum malam ini berakhir, aku bertemu dengan teman lama yang sedang kuliah di Yogyakarta, kami pun diajak untuk nongkrong dan ngopi sebentar di kedai yang tidak jauh dari Malioboro.


Lalu kami pulang, ke penginapan bukan rumah hehe. Ya, aku menginap di tempat temanku menyewa penginapan, karena saat itu sudah malam dan aku merasa kurang enak jika membangunkan mbak F untuk membukakan gerbang kosnya yang sudah ditutup pukul 10.
Malam hari, kita tidur.

Keesokan harinya, saatnya pulang :(
Pagi hari, aku kembali ke kosnya mbak F untuk mengemasi barangku dan pulang.
Pukul 7 pagi aku sudah siap untuk pulang dan memesan transportasi online untuk mengantarkanku ke terminal giwangan.
Aku menaiki bus Patas untuk ke ngawi (Bus Yogyakarta-Bojonegoro tidak ada). Hanya sekali berganti bus di Ngawi. Tarif Bus Yogyakarta-Ngawi patas Rp. 58.000,- aku mendapatkan jatah makan karena menaiki bus eksekutif ini (YEAY!). Sampai di Ngawi aku kembali mencari bus jurusan Bojonegoro. Tarif bus Ngawi-Bojonegoro Rp.25.000,- Jadi untuk ongkos pulang aku mengeluarkan uang kurang lebih Rp.83.000,- jauh lebih murah dari menggunakan jasa travel.
Jadi, ya itu ceritaku saat berkunjung ke Yogyakarta.

More photos :






TERIMAKASIH YOGYAKARTA



Know me more on my social media:
Twitter : @aninditanf
Instagram : @aninditanf
Facebook : Anindita Nur Fajrin

Komentar