Hai, aku Anindita.
Kali ini aku akan menuliskan pengalamanku pertama kali mendaki gunung.16 Agustus 2018. Tepat satu hari sebelum hari kemerdekaan bangsa Indonesia, aku dan kawan-kawan ku pergi ke sebuah gunung di daerah Mojokerto. Kalian pasti sudah tidak asing dengan gunung ini. Gunung Penanggungan.
Sebelum aku melanjutkan ceritaku, perkenalkan teman-teman baruku. Afif, Anugerah, Dwi, Citra, dan tentunya teman spesialku, Fadila.
Perjalanan kami di mulai dari Sepanjang, Sidoarjo, Jawa Timur. Kami berangkat menuju Mojokerto sekitar setelah sholat ashar. Perjalanan kali ini kami tempuh dengan menggunakan sepeda motor, karena jarak dari Sepanjang tidak jauh dengan Mojokerto. Perjalanan kami memakan waktu sekitar hampir 3 jam, dengan rute Sepanjang-Krian-Mojosari-Trawas-Penanggungan.
Sebelum sampai pada kaki gunung penanggungan ada sedikit insiden terjadi pada salah satu motor kami. Tepatnya motor temanku, Anugerah, mengalami sedikit kerusakan mesin karena jalan menanjak. Setelah beristirahat sejenak dan membenarkan motor, kami melanjutkan perjalanan kami menuju kaki gunung penanggungan. Sampailah kami pada sebuah perkampungan di kaki gunung Penanggungan. Disini, kami beristirahat dan makan malam disebuah warung di pinggir jalan di kaki gunung Penanggungan sembari menunggu maghrib tiba.
Sekitar pukul 18.00 WIB kami menuju sebuah musholla dekat parkiran sepeda motor untuk melaksanakan sholat maghrib. Selepas sholat maghrib, kami menitipkan sepeda motor di parkiran lalu memulai mendaki gunung Penanggungan. Untuk mendaki gunung Penangungan ini kita perlu membayar tiket seharga Rp. 8.000,- dengan bonus keresek besar untuk membawa sampah turun dan sticker marchendise gunung Penanggungan.
Gambar pos 1 jalur pendakian gunung Penanggungan.
Gambarnya aku ambil di google ya, soalnya waktu aku kesana sangat ramai dan tidak bisa mengambil foto huhu 😔
Sumber : https://travel.kompas.com/read/2016/05/11/210400527/Panduan.Transportasi.Mendaki.Gunung.Penanggungan.lewat.Jalur.Pendakian.Tamiajeng |
Teman temanku pun tidak keberatan jika aku mengajak untuk beristirahat walau baru 10 langkah mendaki, mereka pun juga sebentar sebentar menoleh ke belakang untuk bertanya apakah aku kuat. Terimakasih teman teman 😭
Banyak drama saat pendakian ini, karena lagi lagi, ini kali pertamaku, dan jujur, jika aku menyerah dan teman temanku tidak memberikan semangat mungkin aku kembali turun dan menunggu di parkiran saja sampai mereka turun 😭
Sampailah kita pada pos 4, disini sudah banyak sekali pendaki yang mendirikan tenda untuk mereka beristirahat, karena saat di pos 4 ada petugas yang mengatakan bahwa puncak bayangan sudah penuh dan tidak mungkin untuk mendirikan tenda. Akhirnya kami pun sepakat untuk mendirikan tenda di sekitar pos 4. Setelah mencari tanah yang landai, tenda pun di dirikan, kali itu kami membawa 2 tenda, 1 tenda untuk cowok, dan 1 tenda untuk cewek. Tidak membutuhkan waktu lama untuk mendirikan tenda, kami bisa beristirahat dan meluruskan kaki.
Secangkir kopi, makanan ringan, dan indomie menemani kami kala itu. Dinginnya udara di pegungan berhembus, ditemani oleh suara serangga-serangga pohon dan suara orang bercengkrama. Malam yang indah 😐
Pukul 23.00, setelah kenyang dan capek, kita beristirahat didalam tenda sambil menahan dinginnya udara di Penanggungan.
Pukul 02.30 tanggal 17 Agustus 2018 kami bangun dan bersiap-siap untuk mendaki puncak Penanggungan. Sebelum melanjutkan pendakian kami meminum segelas kopi *lagi dan memakan makanan ringan.
Pendakian dimulai
Menuju puncak bayangan
Track yang berpasir dan menanjak kami lalui kali ini. Tidak jarang kami terpeleset diantara pasir di track ini. Namun, tidak menyurutkan semangat kami untuk terus berjalan.
Akhirnya setelah melewati medan berpasir, pukul 05.30 WIB, sampailah kami di puncak bayangan. Disini banyak sekali tenda tenda yang didirikan karena memang hari itu adalah hari kemerdekaan, jadi wajar saja jika puncak bayangan sangat ramai saat itu. Setelah kita melewati lautan manusia untuk mencari tempat yang PW untuk bersantai, sampailah kita disebuah spot yang banyak rumput tinggi, sedikit keatas, namun masih bisa melihat upacara bendera dilaksanakan.
Upacara bendera dimulai, seluruh pendaki menyanyikan lagu kebangsaan. Sungguh momen yang mengharukan sampai tidak bisa di deskripsikan dengan kata-kata 😢
Oh iya, kali ini kami tidak mendaki sampai puncak, karena kaki ku yang saat itu sudah tidak bisa diajak kompromi karena sangat sakit, akhirnya kami memutuskan untuk berhenti di puncak bayangan dan menikmati setengah hari disana.
Setelah upacara berakhir, kami ber-enam bersantai, bercanda, dan tentunya mengabadikan momen yang langka ini 😍
Check this out!! 👀
Sekitar pukul 11.00 WIB, kami memutuskan untuk turun kembali ke tenda yang kami tinggalkan di dekat pos 4. Sesampainya di tenda kami beristirahat dan tidur siang. Sekitar setelah dhuhur, kami memutuskan untuk turun dan kembali ke Sidoarjo.
Itulah, pengalaman pertamaku mendaki gunung, mungkin agak kurang sedikit informatif, tapi semoga dapat menghibur dan sedikit membantu 😊
Terimakasih sudah membaca 💗
Find me on my social media
Instagram @aninditanf
Twitter @aninditanf
Komentar
Posting Komentar